Mereka harus mudik, karena tak lagi punya pilihan, Pemerintah RI resmi melarang warganya untuk mudik ke kampung halaman pada Lebaran tahun 2021 ini.
Sejumlah polisi dikerahkan untuk menjaga perbatasan. Tujuannya, tentu untuk meminimalisir arus mudik.
Meski demikian, tak semua warga takut. Ada juga yang nekat mudik.
Penyebabnya, mereka tak lagi punya alasan untuk tidak pulang ke kampung halaman, karena sudah kehabisan uang di tempat perantauan.
Dani, pria asal Bandung yang merantau ke Gombong Kebumen Jawa Tengah ini salah satunya.
Bersama istrinya dan dua anaknya yang masih baltia , Dani nekat jalan kaki dari Kebumen ke Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Jaraknya hampir 300 kilometer. Mereka terpaksa mudik jalan kaki karena tak punya ongkos.
Keluarga ini melakukan perjalanan usai sholat subuh. Saat sinar matahari mulai terik, mereka menepi untuk melepas lelah sejenak.
“Hari mulai panas, kami mencari tempat teduh,” ucapnya.
Mereka kembali berjalan kaki setelah Azhar, saat cahaya matahari mulai melunak. Sewaktu mentari telah balik ke peradauan, mereka akan menghentikan langkahnya.
Dani dan keluarganya akan menepi lagi mulai pukul 20.00 WIB. Mereka biasanya mencari stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) atau masjid sebagai tempat beristirahat. Dani menjelaskan, pilihan ini terpaksa diambil karena mereka tak lagi punya uang.
Sisa uang dari gaji terakhir Rp 120.000. Sebelumnya, Dani sempat bekerja di sebuah tempat konveksi di Gombong. Pendapatannya dari konveksi hanya cukup untuk membayar kontrakan dan makan. Apalagi dia sekarang tak lagi bekerja.
”Namun sekarang sudah tak lagi kerja, jadi memutuskan untuk pulang ke Bandung”, bebernya.
Uang Rp 120 ribu yang di bawanya digunakan untuk membeli makan dan minum. Dani meceritakan, selama dari Gombong ke Ciamis, mereka bertemu banyak dermawan yang memberi makan dan minum untuk dirinya dan keluarga.
“Alhamdulillah” , paparnya.