Halodunia.co.id – Membuat aquascape yang indah dan enak dipandang menjadi tren tersendiri bagi warga Surabaya. Suasana pemandangan alam bawah air dengan ikan – ikan kecil menjadi nilai karakteristik yang pantas untuk dinikmati.
Untuk membuat sebuah aquascape, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Bukan sekadar mengisi akuarium dengan pasir, hiasan tanaman, air dan beberapa ekor ikan. Untuk menuai hasil aquascape yang indah dan tahan lama perlu ketelatenan.
Seperti yang dijelaskan oleh Didik Trianto, 28, teknisi aquascape. Didik menyampaikan, untuk membuat sebuah aquascape membutuhkan ruang 60 x 35 x 35 cm. Ukuran tersebut cukup ideal bagi pemula yang ingin membuat sendiri aquascape di rumah.
Selain itu yang perlu disiapkan dari awal yakni asesori seperti tanaman hias, pasir, dan perangkat penunjang lain seperti fitur tambahan injeksi Co2 serta mesin protein steamer. “Yang disiapkan lainnya yaitu media pupuk dasar dan soil, tanamannya kemudian di-stand di atas ranting pohon agar tumbuhan air bisa hidup,” kata Didik.
Sedangkan perangkat Co2 dan protein steamer, berguna untuk menjernihkan dalam waktu satu hingga dua minggu. Selain itu perlu juga disiapkan rumah bakteri untuk mengurai sisa makanan dan kotoran ikan yang bisa menimbulkan amonia. Kalau air terlalu banyak amonia, akan membuat tumbuhan serta ikan di dalam aquscape tidak panjang umur.
Selain itu, agar tanaman awet dan tahan lama perlu diperhatikan suhunya. Idealnya, sebuah aquascape ditaruh di tempat yang bersuhu 26-30 derajat celcius. “Jadi akan pengaruh ke tanamannya, kualitas air suhu cahaya itu harus diperhatikan. Kalau ingin daun dan tanaman bentuknya atau warnanya keluar bisa dipupuk tiap hari ada juga yang cukup seminggu sekali,” tutur Didik.
Warga Jojoran, Kecamatan Gubeng, Surabaya yang sudah berkecimpung di bidang aquascape sejak 2019 ini menambahkan, agar air tampak bening sebaiknya mamakai air mineral isi ulang atau biasa disebut RO.
Dia tak menyarankan menggunakan air sumur dan PDAM untuk aquascape. Selain mengandung zat besi yang tinggi juga terkandung kaporit di dalamnya. “Kurang bagus ya, di Surabaya ini kadar besinya terlalu tinggi kalau air sumur. Sedangakan air PDAM banyak kaporitnya. Jadi butuh waktu dua hari untuk mengendapkan,” pungkasnya.